Bhuana Agung dan Bhuana Alit
A.
Pendahuluan
Dalam keyakinan Agama Hindu,
istilah alam semesta atau alam raya lebih dikenal dengan istilah Bhuwana Agung
yang di dalam nya terdapat berjuta-juta binatang, planet-planet, matahari,
bulan, dan lainnya. Salah satu planet yang paling deket dan paling penting
untuk diketahui adalah planet bumi, karena di planet bumi ini terdapat manusia,
binatang, dan tumbuh-tumbuhan hidup, tumbuh, dan berkembang biak.Menurut para
ahli Agama Hindu, yaitu para maharsi yang menceritakan dalam Weda, bahwa alam
semesta ini diciptakan oleh Tuhan yang bergelar Brahman. Brahman inilah yang
dipandang umat Hindu sebagai Tat Yang Agung dan Yang Maha
Mulia. Dari Yang Agung inilah kemudian muncul alam semesta ini dan Beliau
pulalah sebagai pelindung, dan atas kehendak Beliau ala ini akan mengalami
kehancuran atau Pralaya.
Adapun tujuan Brahman atau Tuhan menciptakan alam semesta adalah sebagai tempat
hidup terutama manusia, sehingga dapat menikmati kehidupan dalam hidupnya.
A. Proses Terjadinya Bhuwana Agung
Menurut
ajaran Agama Hindu dinyatakan bahwa alam semesta ini berasal dari Bhatara Siwa,
yang disebut juga Rudra. Proses terjadinya alam semesta ini dimulai dari
tahapan yang sangat halus dan gaib (niskala), berevolusi ke tahap yang semakin
kasar atau nyata (sekala). Disebutkan ada duabelas tahapan yang disebut “Tattwa
rwawelas”.Rudra merupakan asal mula alam semesta ini, beliau berkeadaan sunya
(sepi). Dari Rudra muncullah Sang Purusa “Brahma” yang merupakan benih
kehidupan bersifat nitya (abadi). Selain sifat Purusa muncul juga Awyakta
(Pradhana atau Prakerti) yang bersifat material. Dari Awyakta (Wisnu) muncul
Budhi yang bersifat sattwa sebagai asa kesadaran. Dari Budhi muncullah Ahamkara
yang bersifat rajas sebagai asas individualis. Dari Ahamkara muncullah yang
bersifat tamas yaitu Panca Tan Matra yang kemudian memunculkan Manah yang
merupakan asas akal dan pikiran. Dari Manah muncullah Akasa yang bersifat sabda
(suara). Dari Akasa muncullah Bayu yang bersifat sabda, sparsa (suara dan
rabaan). Dari Bayu muncullah Agni yang bersifat sabda, rupa, rasa (suara, rupa
dan rasa). Dari Agni muncullah Apah yang bersifat sabda, sparsa, rupa, rasa
(suara, rabaan, rupa dan rasa). Dari Apah muncullah Perthiwi bersifat sabda,
sparsa, rupa, rasa, dan gandha (suara, rabaan, rupa, rasa, dan bau) yang
merupakan bagian dari Panca Tan Matra. Sedangkan Akasa, Bayu, Teja, Apah dan
Perthiwi adalah bagian dari Panca Maha Butha.kedua unsure inilah yang membangun
alam semesta.
Tuhan menciptakan alam semesta
berdasarkan Tapa yang memunculkan dua kekuatan yang saling melengkapi yaitu
Purusa bersifat kejiwaan dan Prakerti bersifat kebendaan yang memunculkan zat
yang sangat halus yaitu Citta yang berpengaruh pada Tri Guna yaitu Satwam
bersifat bijaksana Rajas bersifat aktif dan Tamas bersifat gelap. Melalui Prakerti
dan Tri Guna maka bergeraklah unsur-unsur yang menjadikan alam semesta seperti
Pramanu, Akasa, Kola, dan Dik. Pramanu dan Akasa disebut juga Panca Maha Bhuta.
Panca Maha Bhuta kemudian berevolusi terciptalah Brahmanda-Brahmanda dalam
jagat raya, salah satu wujud Brahmanda adalah bumi.
B. Pengertian
Bhuwana Agung dan Bhuwana Alit
Bhuwana
Agung
Bhuwana Agung terdiri atas dua
kata, yaitu kata “Bhuwana” yang artinya dunia,
alam, loka dan jagat dan kata “Agung” berarti besar atau
raya. Jadi, dari penggabungan kata-kata tersebut Bhuwana Agung berarti dunia
yang besar atau lebih dikenal dengan sebutan alam semesta. Nama lain dari alam
semesta adalah Makrokosmos. Dalam ajaran Agama Hindu, Bhuana
Agung atau alam semesta terdiri atas beberapa unsure. Unsur-unsur tersebut
dalam istilah Agama Hindu disebut Panca Maha Bhuta, yaitu lima unsur zat
alamyang terdiri atas:
- Pertiwi, yaitu zat padat
- Apah, yaitu zat cair
- Teja, yaitu zat sinar atau cahaya
- Bayu, yaitu udara atau gas yang ada di sekitar manusia
- Akasa, yaitu Ether atau ruang.
Bumi sebagai tempat hidup makhluk hidup yang
diciptakan Tuhan meiliki beberapa lapisan, yaitu :
1.
Lapisan
menuju ruang jagat raya disebut sapta Loka, diantaranya :
2.
Lapisan langit / sapta bunana.
Keterangan:
- Bhurloka
- Bhuwahloka
- Swahloka atau Swargaloka
- Mahaloka
- Janaloka
- Tapaloka
- Satyaloka atau Brahmaloka
Lapisan
menuju inti bumi (Kalagni Rudra) disebut Sapta
Petala, diantaranya : 1.Atala2.Witala.3..Sutala.4.Talatala.5.Mahahatala.6.Rasatla.7.Patala.8.KalageniRudra
(inti bumi)
Setelah alam semesta ini ada, bila Tuhan berkehendak maka yang ada di alam semesta ini akan kembali kepada-Nya. Saat itu disebut dengan Pralaya (Brahmanakta). Gambaran saat terjadinya Pralaya dikatakan bermula dari hancurnya ikatan kesatuan api (teja) lalu menyebar ke seluruh ruangan besar yang menyebabkan udara menjadi panas dan air menjadi menguap. Zat logam atau tanah huncur menjadi cair kemudian menjadi asap. Panca Maha Bhuta kembali menjadi atom-atom. Segala ruang dipenuhi hawa kemerah-merahan dengan gejolak yang hebat dan dentuman halilintar sambung-menyambung. Tuhan mengembalikan semua unsur alam melalui hukum-Nya yang disebut “Rta”. Demikianlah ajaran Agama Hindu menyebutkan proses terjadinya alam semesta dan saat Pralayanya alam semesta ini.
Bhuana Alit
Bhuwana Alit adalah dunia
kecil yang unsur-unsurnya sama dengan Bhuwana Agung. Bhuwana Alit sama dengan
Diri manusia. Bhuwana Alit disebut juga dengan Mikrokosmos. Unsur-unsur
Bhuwana Alit pada diri manusia terdiri atas unsur Purusa menjadi Jiwatman,
sedangkan unsur Prakerti menjadi bahan manusia, baik itu badan halus atau suksma
sarira maupun badan kasar atau stula sarira.
Unsur - Unsur Bhuana Agung
Agung
artinya alam besar atau jagat raya yang kita muliakan karena keluhuran dan
kemampuannya untuk memberikan kehidupan kepada semua makhluk tanpa
henti-hentinya.
Bhuana agung juga disebut Macrocosmos. Terjadinya Bhuana Agung atau alam semesta ini diciptakan oleh Sang Hyang Widhi pada waktu Sresti (penciptaan) dan akan kembali pada waktu Pralaya.
Pada waktu masa Sresti (penciptaan) disebut "Brahma Dewa" (siang hari Brahma) dan pada masa Pralaya (kiamat) disebut "Brahma Nakta" (malam hari Brahman).
Lingkaran dari Utpeti, Sthiti, dan Pralina dari alam semesta disebut "Akalpa" yaitu sehari dan semalam Brahman disebut "Brahman Kalpa".
Pada permulaannya ketika dunia ini belum ada yang ada hanyalah Sang Hyang Widhi sebagai Nirguna Brahman yang berwujud :
- Sepi
- Sunyi
- Kosong
- Hampa
Kemudian lebih lanjut Sang Hyang Widhi menjadikan dirinya Saguna Brahman yaitu mulai ada aktivitas keduniawian.
Dalam tahap ini Sang Hyang Widhi menciptakan unsur Purusa dan Prakerti.
- Purusa adalah unsur dasar yang bersifat kejiwaan.
- Prakerti adalah unsur dasar yang bersifat kebendaan.
Kedua unsur tersebut : Purusa dan Prakerti bersifat tak dapat diamati (abstrak) dan tanpa permulaan.
Prakerti yang merupakan asas kebendaan memiliki Tri Guna yaitu :
- Satwam sifat dasarnya terang, bijaksana
- Rajas sifat dasarnya aktif, dinamis dan rajin
- Tamas sifat dasarnya berat, malas dan lamban
Dari ketiga Tri Guna pada awalnya Sattwam yang lebih kuat menyebabkan lahirnya Mahat yang artinya Maha Agung.
Dari Mahat lahirnya Buddhi, dari Buddhi lahirlah Ahamkara, dari Ahamkara lahirlah manas.
- Buddhi adalah benih kejiwaan tertinggi, fungsinya adalah untuk menentukan keputusan.
- Ahamkara adalah asas individu, ego, berfungsi untuk merasakan.
- Manas adalah alam pikiran yang gunanya untuk berpikir.
Dari Manas selanjutnya lahirlah Panca Tan Mantra yaitu lima benih unsur yang sangat halus, terdiri dari :
a. Sabda Tan Mantra adalah benih suara
b. Rupa Tan Mantra adalah benih dari sari warna
c. Rasa Tan Mantra adalah benih sari rasa d. Gandha Tan Mantra adalah benih sari bau
e. Sparsa Tan Mantra adalah benih sari raba, sentuhan
Bhuana agung juga disebut Macrocosmos. Terjadinya Bhuana Agung atau alam semesta ini diciptakan oleh Sang Hyang Widhi pada waktu Sresti (penciptaan) dan akan kembali pada waktu Pralaya.
Pada waktu masa Sresti (penciptaan) disebut "Brahma Dewa" (siang hari Brahma) dan pada masa Pralaya (kiamat) disebut "Brahma Nakta" (malam hari Brahman).
Lingkaran dari Utpeti, Sthiti, dan Pralina dari alam semesta disebut "Akalpa" yaitu sehari dan semalam Brahman disebut "Brahman Kalpa".
Pada permulaannya ketika dunia ini belum ada yang ada hanyalah Sang Hyang Widhi sebagai Nirguna Brahman yang berwujud :
- Sepi
- Sunyi
- Kosong
- Hampa
Kemudian lebih lanjut Sang Hyang Widhi menjadikan dirinya Saguna Brahman yaitu mulai ada aktivitas keduniawian.
Dalam tahap ini Sang Hyang Widhi menciptakan unsur Purusa dan Prakerti.
- Purusa adalah unsur dasar yang bersifat kejiwaan.
- Prakerti adalah unsur dasar yang bersifat kebendaan.
Kedua unsur tersebut : Purusa dan Prakerti bersifat tak dapat diamati (abstrak) dan tanpa permulaan.
Prakerti yang merupakan asas kebendaan memiliki Tri Guna yaitu :
- Satwam sifat dasarnya terang, bijaksana
- Rajas sifat dasarnya aktif, dinamis dan rajin
- Tamas sifat dasarnya berat, malas dan lamban
Dari ketiga Tri Guna pada awalnya Sattwam yang lebih kuat menyebabkan lahirnya Mahat yang artinya Maha Agung.
Dari Mahat lahirnya Buddhi, dari Buddhi lahirlah Ahamkara, dari Ahamkara lahirlah manas.
- Buddhi adalah benih kejiwaan tertinggi, fungsinya adalah untuk menentukan keputusan.
- Ahamkara adalah asas individu, ego, berfungsi untuk merasakan.
- Manas adalah alam pikiran yang gunanya untuk berpikir.
Dari Manas selanjutnya lahirlah Panca Tan Mantra yaitu lima benih unsur yang sangat halus, terdiri dari :
a. Sabda Tan Mantra adalah benih suara
b. Rupa Tan Mantra adalah benih dari sari warna
c. Rasa Tan Mantra adalah benih sari rasa d. Gandha Tan Mantra adalah benih sari bau
e. Sparsa Tan Mantra adalah benih sari raba, sentuhan
PANCA BUDINDRIYA
Panca
budindriya Artinya lima indriya untuk mengetahui antara lain:
1.Sratendriya
yaitu indriya pada telinga yang berfungsi untuk mendengar.
2.Tuakindriya
yaitu indriya pada kulit yang berfungsi untuk meraba,merasakan.
3.Caksuindriya
yaitu indriya pada mata yang berfungsi untuk melihat,
4.Jihwendriya
yaitu indriya pada lidah yang berfungsi untuk merasakan makanan,atau pengecapan.
5.Gramendriya
yaitu indriya pada hidung yang berfungsi untuk mencium bau dan bernafas.
PANCA
KARMENDRIYA
Panca
Karmendriya Artinya lima indriya pelaku pada tubuh manusia antara lain:
1.Panindriya yaitu indriya pada tangan yang berfungsi
untuk mengambil,memegang,dll.
2.Padendriya yaitu indriya pada kaki yang berfungsi
untuk berjalan.
3.Garbendriya yaitu indriya pada perut.
4.Upasthendriya yaitu indriya pada kelamin laki-laki
Bhagendriya yaitu indriya pada alat
kelamin wanita.
5.Payuwindriya yaitu indriya pada anus
Setelah
melalui proses evolusi yang amat panjang lahirlah lima unsur yang lebih kasar.
Kelima unsur ini disebut Panca Maha Butha yang terdiri
dari :
a. Akasa atau Ether timbul dari sabda dan sparsa tanmantra
b. Bayu atau hawa timbul dari sabda dan sparsa tanmantra
c. Teja atau panas timbul dari sabda dan rupa tanmantra
d. Apah atau cair timbul dari sabda, sparsa, rupa dan rasa tanmantra
e. Pretiwi atau padat timbul dari kelima unsur tanmantra
Bhuwana Agung terbetuk dari lima macam unsur yang disebut Panca Maha Bhuta terdiri dari:
1. Akasa yaitu Ether atau ruang angkasa
2. Bayu yaitu udara yang ada disekitar manusia. Makhluk-makhluk lain sehingga bisa hidup.
3. Teja yaitu panas, sinar yang memberikan penerangan pada alam semesta ini seperti, Matahari dan api.
4. Apah yaitu Zat cair yang terdiri dari : Air, minyak
5. Pertiwi yaitu Zat padat yang terdiri dari : Tanah, Karang, Batu.
Akhirnya dari unsur Panca Maha Bhuta berkembanglah Bhuana Agung dengan segala isinya : Matahari, bumi, planet-planet yang ada di jagat ini
a. Akasa atau Ether timbul dari sabda dan sparsa tanmantra
b. Bayu atau hawa timbul dari sabda dan sparsa tanmantra
c. Teja atau panas timbul dari sabda dan rupa tanmantra
d. Apah atau cair timbul dari sabda, sparsa, rupa dan rasa tanmantra
e. Pretiwi atau padat timbul dari kelima unsur tanmantra
Bhuwana Agung terbetuk dari lima macam unsur yang disebut Panca Maha Bhuta terdiri dari:
1. Akasa yaitu Ether atau ruang angkasa
2. Bayu yaitu udara yang ada disekitar manusia. Makhluk-makhluk lain sehingga bisa hidup.
3. Teja yaitu panas, sinar yang memberikan penerangan pada alam semesta ini seperti, Matahari dan api.
4. Apah yaitu Zat cair yang terdiri dari : Air, minyak
5. Pertiwi yaitu Zat padat yang terdiri dari : Tanah, Karang, Batu.
Akhirnya dari unsur Panca Maha Bhuta berkembanglah Bhuana Agung dengan segala isinya : Matahari, bumi, planet-planet yang ada di jagat ini
. Contoh-contoh Bhuana Agung dan Bhuana Alit
1. Bhuana Agung
artinya alam besar atau jagat raya yang kita tempati karena keluhuran dan
kemampuannya untuk memberikan kehidupan kepada semua makhluk tanpa
henti-hentinya.
Bhuana agung juga disebut Macrocosmos. Yang termasuk Bhuana Agung adalah Alam Semesta termasuk planet-planet yang ada di dalamnya.
Bhuana agung juga disebut Macrocosmos. Yang termasuk Bhuana Agung adalah Alam Semesta termasuk planet-planet yang ada di dalamnya.
2. Bhuana Alit
berarti alam kecil atau dunia kecil, yaitu suatu istilah untuk menyebutkan
bersemayamnya Sang Atma.
Yang termasuk Bhuana Alit adalah tubuh manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan.
Yang termasuk Bhuana Alit adalah tubuh manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan.
Hubungan Bhuana Agung dengan Bhuana Alit
Bhuana Agung dan Bhuana Alit memiliki hubungan yang sangat erat satu sama
lain. Hubungan itu dapat diuraikan minimal sebagai berikut :
1. Bhuana
Agung dan Bhuana Alit diciptakan oleh pencipta yang sama.
2. Bhuana
Agung dan Bhuana Alit memiliki unsur-unsur yang sama. Dalam proses penciptaan meskipun
ada perbedaan waktu antara penciptaan alam semesta dengan mahluk yang ada di
dalamnya, tetapi unsur-unsur pembentukannya adalah sama.
3. Bhuana
Agung dan Bhuana Alit saling melengkapi. Mahluk hidup diciptakan berada
dan berkembang pada alam semesta. Alam dilengkapi dengan berbagai ornamen untuk
kehidupan dan perkembangan mahluk hidup.
4. Bhuana
Agung dan Bhuana Alit saling mempengaruhi. Karena Bhuana agung dan bhuana alit
memiliki unsur-unsur yang sama maka dalam proses hubungannya akan saling
mempengaruhi.
Tidak Selarasnya Hubungan antara Bhuana Agung dengan Bhuana Alit
Dampak ketidak selarasnya hubungan antara Bhuana Agung dengan Bhuana Alit
antara lain :
1.Warga yg bertempat tinggal dipesisir pantai dahulunya
berjarak ratusan meter sekarang menjadi
sangat dekat dengan lautan.
2.Rumah yg berada di pegunungan sering terkena longsor saat
hujan deras.
3.Rumah Penduduk tergenang air karena banjir.
4.Bangunan hancur karena terkena bencana alam.
5.Muncul angin puting beliung yang merusak bangunan bahkan
menelan korban jiwa.
Menyeimbangkan Hubungan antara Bhuana Agung dengan Bhuana Alit
Upaya-upaya yg dilakukan untuk Menyeimbangkan Bhuana Agung dengan Bhuana
Alit :
1.Melaksanakan Upacara Bhuta Yadnya.
Melaksanakan upacara pencaruan yang bermakna untuk mengkomunikasikan Bhuana
Agung dan Bhuana Alit.
2.Melaksanakan Upacara Tumpek Pegatang.
Upacara ini bermakna
sebagai pernyataan terima kasih atas keseimbangan diciptakannya tumbuh-tumbuhan
sebagai penyeimbang Bhuana Agung dengan Bhuana Alit.
3.Melaksanakan Upacara Tumpek Kandang.
Upacara ini bermakna
sebagai pernyataan terima kasih atas keseimbangan diciptakannya hewan/binatang
sebagai penyeimbang Bhuana Agung dengan Bhuana Alit.
UNSUR-UNSUR BHUANA ALIT
-
purusa
-
prakerti
-
tri antah karana (buddhi, manas, ahamkara)
-
panca buddhindria
-
panca karmendria
-
panca tan matra
-
panca maha butha
• TRI
ANTAHKARANA
Merupakan
Tiga penyebab akhir, dengan bagiannya sebagai berikut:
-
Bhuddhi berfungsi menentukan keputusan
-
Manas berfungsi untuk berfikir
-
Ahamkara berfungsi untuk merasakan dan bertindak
• PANCA
BUDDHINDRIYA
Merupakan 5
indria untuk mengetahui sesuatu. Bagian-bagiannya:
- Caksundria = indriya pd mata
- Srotendria = indriya pada telinga
- Ghranendria = indria pada hidung
- Jihwendria = indriya pada lidah
- Twakindria = indria pada kulit
• PANCA
KARMENDRIA
Adalah 5
indriya yang berfungsi untuk melakukan sesuatu. Bagian-bagiannya:
- Panindriya = indriya pd tangan
- Padendriya = indria pd kaki
- Garbhendriya = indriya pd perut
- Upasthendriya/bhagendriya = kelamin
- Payuindriya = pelepasan
• PANCA
TANMATRA
Panca tan
matra muncul akibat ahangkara terpengaruh tri guna. Bagian-bagian panca
tanmatra adalah:
-
Sabda
tanmatra =
bekas-bekas suara
-
Sparsa tanmatra = bekas-bekas rasa sentuhan
-
Rupa tanmatra = bekas-bekas cahaya
-
Rasa tanmatra = bekas-bekas pengecap
-
Gandha tanmatra = bekas-bekas bau
• PANCA MAHA
BUTHA
Muncul
akibat evolusi dari panca tanmatra. Bagian-bagian Panca maha butha adalah:
-
Akasa/ether = ruang kosong = rongga
-
Bayu = udara = nafas
-
Apah = benih-benih air
-
Teja = zat panas
-
Perthiwi = zat padat
EVOLUSI PANCA TANMATRA KE PANCA
MAHABUTHA
• LAPISAN PADA
BADAN
SAD KOSA
Enam lapis
pembungkus stula sarira
- Asti atau tawulan (tulang)
- Odwad (otot)
- Mamsa (daging)
- Rudhira (darah)
- Carma (kulit)
- Sumsum (sumsum)
·
DASA BAYU/ DASA PRANA
Merupakan 10
macam udara dlm tubuh
-
Prana = pd paru-paru
-
Samana = pd pencernaan
-
Apana = pd pantat
-
Udana = pd kerongkongan
-
Byana = seluruh tubuh
-
Naga = pd perut
-
Kumara = keluar dr tangan, badan dan jari
-
Krakara =
saat bersin
-
Dewadatta = saat menguap
-
Dananjaya = yg memberi makan pd badan
Enggak ada yang aku cari
BalasHapusEnggak ada yang aku cari
BalasHapusJadi mana yang lebih ilmiah Agama Langit atau Agama Bumi????
BalasHapusFaktor yang menyebabkan ketidak selarasan Antara bhuana Agung Dan bhuana alit????
BalasHapusMana faktor nya
HapusDalam tulisan ini sumber apakah yang anda pakai?apakah dari lontar atau dari sumber lain?
BalasHapus