Jumat, 11 September 2015

pengertian Bhuana Agung dan Bhuana Alit


Bhuana Agung dan Bhuana Alit

A.        Pendahuluan
Dalam keyakinan Agama Hindu, istilah alam semesta atau alam raya lebih dikenal dengan istilah Bhuwana Agung yang di dalam nya terdapat berjuta-juta binatang, planet-planet, matahari, bulan, dan lainnya. Salah satu planet yang paling deket dan paling penting untuk diketahui adalah planet bumi, karena di planet bumi ini terdapat manusia, binatang, dan tumbuh-tumbuhan hidup, tumbuh, dan berkembang biak.Menurut para ahli Agama Hindu, yaitu para maharsi yang menceritakan dalam Weda, bahwa alam semesta ini diciptakan oleh Tuhan yang bergelar Brahman. Brahman inilah yang dipandang umat Hindu sebagai Tat Yang Agung dan Yang Maha Mulia. Dari Yang Agung inilah kemudian muncul alam semesta ini dan Beliau pulalah sebagai pelindung, dan atas kehendak Beliau ala ini akan mengalami kehancuran atau Pralaya. Adapun tujuan Brahman atau Tuhan menciptakan alam semesta adalah sebagai tempat hidup terutama manusia, sehingga dapat menikmati kehidupan dalam hidupnya.
A.  Proses Terjadinya Bhuwana Agung
            Menurut ajaran Agama Hindu dinyatakan bahwa alam semesta ini berasal dari Bhatara Siwa, yang disebut juga Rudra. Proses terjadinya alam semesta ini dimulai dari tahapan yang sangat halus dan gaib (niskala), berevolusi ke tahap yang semakin kasar atau nyata (sekala). Disebutkan ada duabelas tahapan yang disebut “Tattwa rwawelas”.Rudra merupakan asal mula alam semesta ini, beliau berkeadaan sunya (sepi). Dari Rudra muncullah Sang Purusa “Brahma” yang merupakan benih kehidupan bersifat nitya (abadi). Selain sifat Purusa muncul juga Awyakta (Pradhana atau Prakerti) yang bersifat material. Dari Awyakta (Wisnu) muncul Budhi yang bersifat sattwa sebagai asa kesadaran. Dari Budhi muncullah Ahamkara yang bersifat rajas sebagai asas individualis. Dari Ahamkara muncullah yang bersifat tamas yaitu Panca Tan Matra yang kemudian memunculkan Manah yang merupakan asas akal dan pikiran. Dari Manah muncullah Akasa yang bersifat sabda (suara). Dari Akasa muncullah Bayu yang bersifat sabda, sparsa (suara dan rabaan). Dari Bayu muncullah Agni yang bersifat sabda, rupa, rasa (suara, rupa dan rasa). Dari Agni muncullah Apah yang bersifat sabda, sparsa, rupa, rasa (suara, rabaan, rupa dan rasa). Dari Apah muncullah Perthiwi bersifat sabda, sparsa, rupa, rasa, dan gandha (suara, rabaan, rupa, rasa, dan bau) yang merupakan bagian dari Panca Tan Matra. Sedangkan Akasa, Bayu, Teja, Apah dan Perthiwi adalah bagian dari Panca Maha Butha.kedua unsure inilah yang membangun alam semesta.
Tuhan menciptakan alam semesta berdasarkan Tapa yang memunculkan dua kekuatan yang saling melengkapi yaitu Purusa bersifat kejiwaan dan Prakerti bersifat kebendaan yang memunculkan zat yang sangat halus yaitu Citta yang berpengaruh pada Tri Guna yaitu Satwam bersifat bijaksana Rajas bersifat aktif dan Tamas bersifat gelap. Melalui Prakerti dan Tri Guna maka bergeraklah unsur-unsur yang menjadikan alam semesta seperti Pramanu, Akasa, Kola, dan Dik. Pramanu dan Akasa disebut juga Panca Maha Bhuta. Panca Maha Bhuta kemudian berevolusi terciptalah Brahmanda-Brahmanda dalam jagat raya, salah satu wujud Brahmanda adalah bumi.

B.     Pengertian Bhuwana Agung dan Bhuwana Alit
      Bhuwana Agung
Bhuwana Agung terdiri atas dua kata, yaitu kata “Bhuwana” yang artinya dunia, alam, loka dan jagat dan kata “Agung” berarti besar atau raya. Jadi, dari penggabungan kata-kata tersebut Bhuwana Agung berarti dunia yang besar atau lebih dikenal dengan sebutan alam semesta. Nama lain dari alam semesta adalah Makrokosmos. Dalam ajaran Agama Hindu, Bhuana Agung atau alam semesta terdiri atas beberapa unsure. Unsur-unsur tersebut dalam istilah Agama Hindu disebut Panca Maha Bhuta, yaitu lima unsur zat alamyang terdiri atas:
  1. Pertiwi, yaitu zat padat
  2. Apah, yaitu zat cair
  3. Teja, yaitu zat sinar atau cahaya
  4. Bayu, yaitu udara atau gas yang ada di sekitar manusia
  5. Akasa, yaitu Ether atau ruang.
Bumi sebagai tempat hidup makhluk hidup yang diciptakan Tuhan meiliki beberapa lapisan, yaitu :
1.            Lapisan menuju ruang jagat raya disebut sapta Loka, diantaranya :

2.            Lapisan langit / sapta bunana.


Keterangan:
  1. Bhurloka
  2. Bhuwahloka
  3. Swahloka atau Swargaloka
  4. Mahaloka
  5. Janaloka
  6. Tapaloka
  7. Satyaloka atau Brahmaloka

Lapisan menuju inti bumi (Kalagni Rudra) disebut Sapta Petala, diantaranya : 1.Atala2.Witala.3..Sutala.4.Talatala.5.Mahahatala.6.Rasatla.7.Patala.8.KalageniRudra (inti bumi)

 



 Setelah alam semesta ini ada, bila Tuhan berkehendak maka yang ada di alam semesta ini akan kembali kepada-Nya. Saat itu disebut dengan Pralaya (Brahmanakta). Gambaran saat terjadinya Pralaya dikatakan bermula dari hancurnya ikatan kesatuan api (teja) lalu menyebar ke seluruh ruangan besar yang menyebabkan udara menjadi panas dan air menjadi menguap. Zat logam atau tanah huncur menjadi cair kemudian menjadi asap. Panca Maha Bhuta kembali menjadi atom-atom. Segala ruang dipenuhi hawa kemerah-merahan dengan gejolak yang hebat dan dentuman halilintar sambung-menyambung. Tuhan mengembalikan semua unsur alam melalui hukum-Nya yang disebut “Rta”. Demikianlah ajaran Agama Hindu menyebutkan proses terjadinya alam semesta dan saat Pralayanya alam semesta ini.
   Bhuana Alit
Bhuwana Alit adalah dunia kecil yang unsur-unsurnya sama dengan Bhuwana Agung. Bhuwana Alit sama dengan Diri manusia. Bhuwana Alit disebut juga dengan Mikrokosmos. Unsur-unsur Bhuwana Alit pada diri manusia terdiri atas unsur Purusa menjadi Jiwatman, sedangkan unsur Prakerti menjadi bahan manusia, baik itu badan halus atau suksma sarira maupun badan kasar atau stula sarira.
Unsur - Unsur Bhuana Agung
Agung artinya alam besar atau jagat raya yang kita muliakan karena keluhuran dan kemampuannya untuk memberikan kehidupan kepada semua makhluk tanpa henti-hentinya.
Bhuana agung juga disebut Macrocosmos. Terjadinya Bhuana Agung atau alam semesta ini diciptakan oleh Sang Hyang Widhi pada waktu Sresti (penciptaan) dan akan kembali pada waktu Pralaya.
Pada waktu masa Sresti (penciptaan) disebut "Brahma Dewa" (siang hari Brahma) dan pada masa Pralaya (kiamat) disebut "Brahma Nakta" (malam hari Brahman).
Lingkaran dari Utpeti, Sthiti, dan Pralina dari alam semesta disebut "Akalpa" yaitu sehari dan semalam Brahman disebut "Brahman Kalpa".
Pada permulaannya ketika dunia ini belum ada yang ada hanyalah Sang Hyang Widhi sebagai Nirguna Brahman yang berwujud :
- Sepi
- Sunyi
- Kosong
- Hampa
Kemudian lebih lanjut Sang Hyang Widhi menjadikan dirinya Saguna Brahman yaitu mulai ada aktivitas keduniawian.
Dalam tahap ini Sang Hyang Widhi menciptakan unsur Purusa dan Prakerti.
- Purusa adalah unsur dasar yang bersifat kejiwaan.
- Prakerti adalah unsur dasar yang bersifat kebendaan.

Kedua unsur tersebut : Purusa dan Prakerti bersifat tak dapat diamati (abstrak) dan tanpa permulaan.
Prakerti yang merupakan asas kebendaan memiliki Tri Guna yaitu :
- Satwam sifat dasarnya terang, bijaksana
- Rajas sifat dasarnya aktif, dinamis dan rajin
- Tamas sifat dasarnya berat, malas dan lamban
Dari ketiga Tri Guna pada awalnya Sattwam yang lebih kuat menyebabkan lahirnya Mahat yang artinya Maha Agung.
Dari Mahat lahirnya Buddhi, dari Buddhi lahirlah Ahamkara, dari Ahamkara lahirlah manas.
- Buddhi adalah benih kejiwaan tertinggi, fungsinya adalah untuk menentukan keputusan.
- Ahamkara adalah asas individu, ego, berfungsi untuk merasakan.
- Manas adalah alam pikiran yang gunanya untuk berpikir.
Dari Manas selanjutnya lahirlah Panca Tan Mantra yaitu lima benih unsur yang sangat halus, terdiri dari :
a. Sabda Tan Mantra adalah benih suara
b. Rupa Tan Mantra adalah benih dari sari warna
c. Rasa Tan Mantra adalah benih sari rasa                                                                                     d. Gandha Tan Mantra adalah benih sari bau
e. Sparsa Tan Mantra adalah benih sari raba, sentuhan

PANCA BUDINDRIYA
 Panca budindriya Artinya lima indriya untuk mengetahui antara lain:
1.Sratendriya yaitu indriya pada telinga yang berfungsi untuk mendengar.
2.Tuakindriya yaitu indriya pada kulit yang berfungsi untuk meraba,merasakan.
3.Caksuindriya yaitu indriya pada mata yang berfungsi untuk melihat,
4.Jihwendriya yaitu indriya pada lidah yang berfungsi untuk merasakan makanan,atau    pengecapan.
5.Gramendriya yaitu indriya pada hidung yang berfungsi untuk mencium bau dan bernafas.
PANCA KARMENDRIYA
  Panca Karmendriya Artinya lima indriya pelaku pada tubuh manusia antara lain:
1.Panindriya yaitu indriya pada tangan yang berfungsi untuk mengambil,memegang,dll.
2.Padendriya yaitu indriya pada kaki yang berfungsi untuk berjalan.
3.Garbendriya yaitu indriya pada perut.
4.Upasthendriya yaitu indriya pada kelamin laki-laki
   Bhagendriya yaitu indriya pada alat kelamin wanita.
5.Payuwindriya yaitu indriya pada anus
Setelah melalui proses evolusi yang amat panjang lahirlah lima unsur yang lebih kasar.
Kelima unsur ini disebut Panca Maha Butha yang terdiri dari :
a. Akasa atau Ether timbul dari sabda dan sparsa tanmantra
b. Bayu atau hawa timbul dari sabda dan sparsa tanmantra
c. Teja atau panas timbul dari sabda dan rupa tanmantra
d. Apah atau cair timbul dari sabda, sparsa, rupa dan rasa tanmantra
e. Pretiwi atau padat timbul dari kelima unsur tanmantra
Bhuwana Agung terbetuk dari lima macam unsur yang disebut Panca Maha Bhuta terdiri dari:
1. Akasa yaitu Ether atau ruang angkasa
2. Bayu yaitu udara yang ada disekitar manusia. Makhluk-makhluk lain sehingga bisa hidup.
3. Teja yaitu panas, sinar yang memberikan penerangan pada alam semesta ini seperti,            Matahari dan api.
4. Apah yaitu Zat cair yang terdiri dari : Air, minyak
5. Pertiwi yaitu Zat padat yang terdiri dari : Tanah, Karang, Batu.
Akhirnya dari unsur Panca Maha Bhuta berkembanglah Bhuana Agung dengan segala isinya : Matahari, bumi, planet-planet yang ada di jagat ini

. Contoh-contoh Bhuana Agung dan Bhuana Alit
1.      Bhuana Agung artinya alam besar atau jagat raya yang kita tempati karena keluhuran dan kemampuannya untuk memberikan kehidupan kepada semua makhluk tanpa henti-hentinya.
Bhuana agung juga disebut Macrocosmos. Yang termasuk Bhuana Agung adalah Alam Semesta termasuk planet-planet yang ada di dalamnya.
2.      Bhuana Alit berarti alam kecil atau dunia kecil, yaitu suatu istilah untuk  menyebutkan bersemayamnya Sang Atma.
Yang termasuk Bhuana Alit adalah tubuh manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan.
Hubungan Bhuana Agung dengan Bhuana Alit
Bhuana Agung dan Bhuana Alit memiliki hubungan yang sangat erat satu sama lain. Hubungan itu dapat diuraikan minimal sebagai berikut :
1.       Bhuana Agung dan Bhuana Alit diciptakan oleh pencipta yang sama.
2.       Bhuana Agung dan Bhuana Alit memiliki unsur-unsur yang sama. Dalam proses penciptaan meskipun ada perbedaan waktu antara penciptaan alam semesta dengan mahluk yang ada di dalamnya, tetapi unsur-unsur pembentukannya adalah sama.
3.      Bhuana Agung dan Bhuana Alit saling melengkapi.  Mahluk hidup diciptakan berada dan berkembang pada alam semesta. Alam dilengkapi dengan berbagai ornamen untuk kehidupan dan perkembangan mahluk hidup.
4.      Bhuana Agung dan Bhuana Alit saling mempengaruhi. Karena Bhuana agung dan bhuana alit memiliki unsur-unsur yang sama maka dalam proses hubungannya akan saling mempengaruhi.

Tidak Selarasnya Hubungan antara Bhuana Agung dengan Bhuana Alit
Dampak ketidak selarasnya hubungan antara Bhuana Agung dengan Bhuana Alit antara lain :
1.Warga yg bertempat tinggal dipesisir pantai dahulunya berjarak ratusan meter   sekarang menjadi sangat dekat dengan lautan.
2.Rumah yg berada di pegunungan sering terkena longsor saat hujan deras.
3.Rumah Penduduk tergenang air karena banjir.
4.Bangunan hancur karena terkena bencana alam.
5.Muncul angin puting beliung yang merusak bangunan bahkan menelan korban jiwa.

Menyeimbangkan Hubungan antara Bhuana Agung dengan Bhuana Alit
Upaya-upaya yg dilakukan untuk Menyeimbangkan Bhuana Agung dengan Bhuana Alit :
1.Melaksanakan Upacara Bhuta Yadnya.
Melaksanakan upacara pencaruan yang bermakna untuk mengkomunikasikan Bhuana Agung dan Bhuana Alit.
2.Melaksanakan Upacara Tumpek Pegatang.
Upacara ini bermakna sebagai pernyataan terima kasih atas keseimbangan diciptakannya tumbuh-tumbuhan sebagai penyeimbang Bhuana Agung dengan Bhuana Alit.
3.Melaksanakan Upacara Tumpek Kandang.
Upacara ini bermakna sebagai pernyataan terima kasih atas keseimbangan diciptakannya hewan/binatang sebagai penyeimbang Bhuana Agung dengan Bhuana Alit.


UNSUR-UNSUR BHUANA ALIT
-              purusa
-               prakerti
-               tri antah karana (buddhi, manas, ahamkara)
-              panca buddhindria
-               panca karmendria
-               panca tan matra
-               panca maha butha
TRI ANTAHKARANA
Merupakan Tiga penyebab akhir, dengan bagiannya sebagai berikut:
-                 Bhuddhi berfungsi menentukan keputusan
-                  Manas berfungsi untuk berfikir
-                  Ahamkara berfungsi untuk merasakan dan bertindak
PANCA BUDDHINDRIYA
Merupakan 5 indria untuk mengetahui sesuatu. Bagian-bagiannya:
-        Caksundria = indriya pd mata
-         Srotendria = indriya pada telinga
-         Ghranendria = indria pada hidung
-         Jihwendria = indriya pada lidah
-         Twakindria = indria pada kulit
PANCA KARMENDRIA
Adalah 5 indriya yang berfungsi untuk melakukan sesuatu. Bagian-bagiannya:
-        Panindriya = indriya pd tangan
-         Padendriya = indria pd kaki
-         Garbhendriya = indriya pd perut
-         Upasthendriya/bhagendriya = kelamin
-         Payuindriya = pelepasan
PANCA TANMATRA
Panca tan matra muncul akibat ahangkara terpengaruh tri guna. Bagian-bagian panca tanmatra adalah:
-              Sabda tanmatra = bekas-bekas suara
-               Sparsa tanmatra = bekas-bekas rasa sentuhan
-               Rupa tanmatra = bekas-bekas cahaya
-               Rasa tanmatra = bekas-bekas pengecap
-               Gandha tanmatra = bekas-bekas bau
PANCA MAHA BUTHA
Muncul akibat evolusi dari panca tanmatra. Bagian-bagian Panca maha butha adalah:
-           Akasa/ether = ruang kosong = rongga
-            Bayu = udara = nafas
-            Apah = benih-benih air
-            Teja = zat panas
-            Perthiwi = zat padat


EVOLUSI PANCA TANMATRA KE PANCA MAHABUTHA

LAPISAN PADA BADAN

SAD KOSA
Enam lapis pembungkus stula sarira
  1. Asti atau tawulan (tulang)
  2.  Odwad (otot)
  3.  Mamsa (daging)
  4. Rudhira (darah)
  5. Carma (kulit)
  6. Sumsum (sumsum)
·         DASA BAYU/ DASA PRANA
Merupakan 10 macam udara dlm tubuh
-               Prana = pd paru-paru
-               Samana = pd pencernaan
-              Apana = pd pantat
-               Udana = pd kerongkongan
-               Byana = seluruh tubuh
-               Naga = pd perut
-               Kumara = keluar dr tangan, badan dan jari
-              Krakara = saat bersin
-               Dewadatta = saat menguap
-               Dananjaya = yg memberi makan pd badan




6 komentar:

  1. Jadi mana yang lebih ilmiah Agama Langit atau Agama Bumi????

    BalasHapus
  2. Faktor yang menyebabkan ketidak selarasan Antara bhuana Agung Dan bhuana alit????

    BalasHapus
  3. Dalam tulisan ini sumber apakah yang anda pakai?apakah dari lontar atau dari sumber lain?

    BalasHapus